Rabu, 26 Desember 2007

Belum hamil Juga? Jangan Pergi ke "Orang Pintar"

Kirim Teman Print Artikel



Memiliki anak dalam suatu perkawinan sering kali dianggap suatu keharusan. Akibatnya, banyak perempuan melakukan cara apa pun, termasuk yang tidak rasional, untuk bisa hamil.

Berita Terkait:
Sampai Kapan Kita Tidak Rasional?
Puluhan Ibu Tertipu Dukun "Hamil"

Oleh: Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum
Saya gregetan banget membaca pengalaman ibu-ibu yang ingin punya anak lalu pergi ke "orang pintar" dan ternyata tidak berhasil.
Kepanikan pasangan yang belum punya anak dapat dimaklumi. Bagi yang berkantong tebal dapat berobat ke dokter ahli di mana saja dengan cara apa saja, untuk mendapatkan momongannya. Namun, tidak semuanya dapat melakukan hal ini hingga ada yang pergi ke "orang pintar" sebab katanya pernah ada yang berhasil di situ. Banyak wanita yang kemudian ikut-ikutan antre ke sana dengan biaya yang juga tidak sedikit.
Adapula beberapa wanita -- yang setelah ke dokter tak berhasil-- dijanjikan pasti berhasil, ternyata tetap tidak berhasil hamil. Bahkan uangnya sebanyak ratusan ribu rupiah ikut lenyap buat ongkos "pengobatan" itu. Memang cuma beberapa persen saja kasus PIPA (pasangan ingin punya anak) yang tak bisa diobati. Secara medis hampir semua kasus bisa diatasi.
Solusi kasus PIPA pada masyarakat kita acap gagal sebab keliru memilih alamat berobat. Salah alamat ini sebab salah menyimpulkan persoalan belum punya anak, atau karena tergoda iklan atau berita burung atau menyederhanakan peliknya pernik medis istri gagal hamil. Meski sama belum punya anak, tidak berarti semua sama penyebabnya maupun obatnya.
Persoalannya tidaklah sesederhana satu obat satu cara, yang sama khasiatnya buat semua kasus. Hal lain, munculnya pengakuan berhasil ditolong dengan cara nonmedis, menjadi ajang promosi dahsyat, sebab masyarakat kita masih percaya hal-hal supranatural. Ini dapat menyesatkan jika ditelan begitu saja. Memang ada "sembuh kebetulan" dan "sembuh sugesti" (expectant faith). Ini di luar logika medis.
Penyembuhan nonmedisini, meski obat dan caranya sama, namun yang sembuh belum tentu semua. Secara medis model pengobatan begini tidak bermakna, sebab suatu obat atau zat baru dianggap menyembuhkan dan diakui sebagai obat apabila semua kasus yang sama berhasil disembuhkan. Apalagi sebab yang gagal sembuh banyak yang tutup mulut, hingga seolah-olah cara itu dapat menyembuhkan "semua" kasus. Pada kesembuhan nonmedis dapat bekerja efek plasebo, sembuh kebetulan dan sembuh sugesti. Bisa saja segelas air di tangan orang berkharisma bisa jadi "obat mujarab".
Tentu tidak semua penyakit, termasuk kemandulan, bisa sembuh dengan sugesti atau cara nonmedis. Penyebab kasus PIPA lebih dari satu. Istri bisa mengidap gangguan hormon, kelainan anatomi, kecacatan kandungan dan perangkatnya, endometriosis, atau cacat akibat infeksi seksual.
Gangguan pada pihak suami bisa berupa gangguan sperma, gangguan ejakulasi atau impotensia. Bisa juga sebab salah hitung masa subur atau posisi setelah sanggama. Dan penyebab PIPA istri sama banyaknya dengan yang diidap suami sehingga protokoler pemeriksaan kasus PIPA harus diperiksa pada kedua pihak.
Oleh karena prosedur pemeriksaan pria tidak banyak, suami diperiksa dulu. Baru jika air maninya normal, lebih lima jenis pemeriksaan dilakukan pada pihak istri. Dari situ dokter menentukan apa penyebab gagal hamil dan bagaimana itu ditanggulangi. Untuk gampangnya, dapat dilihat dari riwayat haid dan keterlambatan haid, dapat diperkirakan kenormalan haid. Jika haid teratur, kemungkinan penyebab gagal hamil cuma dua, yaitu mutu sperma suami jelek atau kurang tepat menghitung masa subur. Di sini pemeriksaan macam-macam yang lainnya ditunda dulu.
Haid dianggap teratur jika jumlah hari daur setiap bulannya lebih kurang sama panjangnya. Kesalahan persepsi tentang haid teratur sering terjadi sebab haid teratur dianggap harus jatuh pada tanggal yang sama setiap bulannya, Padahal haid masih dianggap teratur sekalipun tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama, oleh karena panjang daur haid tidak selalu sama dengan panjang siklus kalender.
Panjang daur haid berada di antara 22 sampai 35 hari, kebanyakan perempuan berdaur 28 hari. Setiap wanita punya panjang daur sendiri-sendiri. Yang daurnya 28 hari, haid datang setiap 28 hari, atau secara kalender haidnya selalu maju 2 - 3 hari sebab panjang kalender 30 - 31 hari. Selama daurnya tetap berkisar 28 hari, walau tidak selalu tetap tanggalnya, tetap dianggap teratur. Yang berdaur 35 hari berarti selalu mundur 4 - 5 hari.
Haid akan dianggap tidak teratur jika panjang daur berubah-ubah. Gangguan hormon menjadi penyebab haid tidak teratur. Di sini pembentukan dan pelepasan sel telur matang tidak menentu.
Gagal hamil cukup sering terjadi oleh karena keliru menilai daur haid, tak jarang sebab salah menghitung masa subur. Untuk menjadi hamil, penting memfokuskan senggama pada saat subur. Sekalipun istri subur dan suami tidak steril, jika senggama tak dilakukan pada saat subur, akan gagal hamil juga. Atau mungkin pernah berhasil hamil, tetapi gugur lagi. Tandanya adalah haidnya abnormal, nyeri sekali, darah haid menggumpal. Bukti bahwa yang keluar adalah hasil pembuahan. Dan ini acap terjadi. Keadaan demikian bukannya mandul. Kemungkinan untuk hamil lagi cukup besar. Tinggal menghitung saat subur dan lakukan senggama selagi subur, lalu minum obat penguat rahim agar tidak gugur begitu positif hamil. Wajib langsung cuti bulanan, tidak kerja berat, dan pantang senggama dulu dalam tiga bulan pertama.
Hari subur dihitung dengan cara mengurangkan haid yang akan datang dengan 14. Konfirmasi subur dengan mengukur suhu basal saban pagi. Kenaikan suhu dalam grafik suhu basal berarti ovulasi atau telur matang dilepaskan. Untuk menjaga melesetnya, hari subur dikurangi dan ditambah sehari. Misalnya haid yang akan datang tanggal 30, dikurangi 14, maka hari suburnya jatuh tanggal 14, maju sehari mundur sehari, yakni tanggal 15 sampai 17. Senggama dilakukan berturut-turut.
Sehabis senggama istri tidak bangkit dari tempat tidur, tetap dalam posisi terlentang dan bokong sedikit terangkat bantal, agar air mani mengalir masuk liang rahim oleh gaya beratnya.
Pada mereka yang siklus haidnya kacau cara di atas tidak menolong, sebab kemungkinan memang ada gangguan pembentukan maupun pelepasan sel telur. Untuk itu perlu pemeriksaan dan terapi hormon. Jika hormonnya normal, perlu foto rahim. Jika foto juga normal, perlu periksaan air mani. Jika semua normal, pikirkan kemungkinan menderita stres. Stres dan jiwa tegang dan gundah mengganggu ovulasi. Usahakan pergi ber-honeymoon kedua. Dengan sikap hidup lebih santai, biasanya berhasil. Fenomena keberhasilan non-medis sering mendompleng pada kasus begini. Sekarang tak sedikit kasus PIPA merupakan akibat infeksi penyakit seks pranikah sehingga menyisakan cacat kandungan kemandulan. Infeksi kencing nanah dan kuman chlamydia kini menjadi penyebab kemandulan terbanyak pada wanita modern yang sedikit lebih bebas seks dibanding calon istri zaman baheula. Kasus ini pun tak selesai dengan jamu, jampi, sembur, atau cara magis lain, kecuali membuka sumbatan saluran telur akibat perlengketan oleh "dosa" infeksi seksual pranikah. *
Sumber : www.kompas.com

Tidak ada komentar: